Sore itu,
Fanissa menunggu jemputannya datang. Fanissa berkali-kali melihat jamnya.
“Lama
sekali, sih!” gumam Fanissa. Fanissa pun beranjak dari kursi taman. Sudah jam
12.30. Sudah berapa jam Fanissa menunggu. Hanya tinggal dia, pak satpam, dan
guru kelas VI, Mr Joshe.
Fanissa
akhirnya menelepon bundanya. Kata bundanya, Fanissa akan dijemput sekarang.
Sambil menunggu, Fanissa berjalan-jalan ke lorong sekolah. Yang katanya,
angker. Di situ banyak hantu berkeliaran tanpa diketahui. Fanissa akan pergi ke
kelas VI untuk menemui Mr Joshe.
Lorong di
situ terlihat sepi. Ada yang menepuk pundak Fanissa dari belakang. Siapa itu?
Bukankah semua murid sudah pulang? Fanissa memberanikan diri menengok ke
belakang. Oh, itu sahabatnya, Rissa.
“Hai! Kau
belum pulang? Aku menunggu dijemput, nih,” ucap Rissa.
“Ooh.
Ternyata kamu Ris. Aku belum dijemput juga. Nanti, kalau kamu belum dijemput,
ikut aku saja, ya,” ajak Fanissa.
“Enggak
usah, ah. Aku bisa pulang sendiri, kok,” sahut Rissa pelan.
“Wajahmu
kok, pucat sih? Kamu sakit, ya?” tanya Fanissa. Rissa menggeleng.
“Jemputanmu
datang, tuh. Aku mau ke toilet dulu, ya,” pamit Rissa. Fanissa hanya
meng-iyakan. Fanissa segera naik ke mobil Bundanya. Ternyata, jemputannya yang
setiap hari menjemputnya sedang pergi.
“Kamu mengobrol
sama siapa, Sayang? Bunda enggak melihat ada orang di sampingmu tadi. Atau,
Bunda itu perasaan Bunda ya?” tanya Bunda.
“Oo .... itu
Rissa Bun. Dia belum dijemput,” jawab Fanissa.
“Begitu ...
ya sudah,” komentar Bunda pelan.
~~~~~~~
Malamnya, Fanissa
merasa bukunya tertinggal di loker.
“Kak Randy!
Antarkan ke sekolah dong. Bukuku ketinggalan,” pinta Fanissa pada kakaknya yang
sudah kuliah.
“Yayayaya
...yuk,” sahut Kak Randy. Kak Randy dan Fanissa berpamitan pada Bunda dan Ayah.
Lalu, Kak
Randy memanaskan mobil. Fanissa dan Kak Randy langsung meluncur ke sekolah
Fanissa. Sesampainya di sekolah, Kak Randy tidak mau menemani Fanissa ke kelas.
Fanissa langsung bergidik ketakutan. Tapi, mau tak mau harus ia kerjakan.
Fanissa berlari di lorong sekolah. Tiba-tiba ... ada yang menepuk pundaknya
lagi dari belakang. Rissa?
“A, a, aku
butuh sahabat .....” ucap Rissa. “Malam-malam ke sini mau apa?” tanya Fanissa,
saat menengok ke belakang, Fanissa hampir pingsan. Ia melihat bekas peluru di
kaki Rissa. Fanissa ketakutan. Wajah Rissa menyeramkan sekali. Rissa?????!!!!!!
Fanissa pun terjatuh, dan pingsan.
~~~~~~~
Fanissa ditemukan dengan keadaan pingsan oleh pak satpam.
~~~~~~~
Fanissa ditemukan dengan keadaan pingsan oleh pak satpam.
“Pak,
semalam, saya melihat ada Rissa. Rissa kenapa, ya, Pak?” tanya Fanissa setelah
dia sadar.
“Hah? Rissa
sudah meninggal dari siang kemarin! Saat kamu mau pergi ke ruang Mr Joshe!
Rissa ditembak oleh seorang perampok. Bapak mendengar suara tembakan itu di
ruang kelas V. Lalu, bapak membawanya ke rumahnya,” cerita pak satpam.
Fanissa bingung.
Jadi, yang semalam siapa? Ah, ia ingat kalau kemarin pagi dia sengaja membuat
Rissa menangis dan belum sempat meminta maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar